PENELITI KIJ PRESENTASI TENTANG HAM DAN TERORISME REGIONAL DI UNIVERSITAS JEMBER

Peneliti Kalijaga Institute for Justice (KIJ) UIN Sunan Kalijaga, Bayu Mitra A. Kusuma, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc, menjadi pemakalah di kegiatan konferensi internasional dengan tema “Narrating Human Right: Issues of Migration, Discrimination, and Protection of Human Right in Southeast Asia” yang diselenggarakan di Universitas Jember pada tanggal 17-19 September 2018. Bayu menyampaikan sebuah makalah dengan judul “Transnational Islam, Regional Terrorism, and Military Power: The Rise of Muslim Special Unit in the Philippines Armed Force”. Dalam presentasinya Bayu mengemukakan bahwa kelompok teroris seperti Abu Sayyaf kerap melakukan pelanggaran HAM seperti penculikan dan pembajakan dengan melintasi wilayah perairan negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia, sehingga masalah lokal di Filipina ini kemudian bertransformasi menjadi isu teroris meregional.
Menurut alumnus Fakultas Ilmu Politik dan Hukum Burapha University Thailand tersebut, untuk mengatasi permasalahan terorisme tersebut pemerintah Filipina pada tahun 2017 mulai mencoba untuk merancang sebuah pendekatan alternative dengan membentuk sebuah unit khusus Muslim dalam tubuh militer mereka. Di satu sisi, hal tersebut memiliki peluang yang positif diantaranya: pendekatan agama dan budaya akan membuka ruang dialog yang lebih besar dibandingkan dengan pendekatan militer konvensional. Selanjutnya melalui unit khusus ini militer Filipina akan lebih mudah beradaptasi untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat setempat. Unit khusus ini juga akan lebih memudahkan koordinasi dan kerjasama dengan militer lndonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebagai Negara dengan populasi mayoritas Muslim. Akan tetapi di sisi lain hal ini juga memiliki tantangan bahkan prediksi dampak negative diantaranya memicu potensi munculnya faksi-faksi di dalam militer atau adanya gap antara unit Muslim dengan tentara lainnya. Selain itu munculnya unit khusus Muslim bila tidak dikelola dengan baik juga dapat memperkuat stigma bahwa Muslim adalah teroris dan harus dilawan dengan Muslim garis keras dengan balutan seragam militer.
Dalam konferensi internasional yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut, Bayu juga dinobatkan sebagai salah satu pemakalah terbaik yang masuk dalam kategori best fifteen. Konferensi internasional ini merupakan kali ketiga yang diselenggarakan oleh Center for Human Right, Multiculturalism, and Migration (CHRM2) Universitas Jember. Pada penyelenggaraan tahun ini, konferensi internasional ini juga didukung oleh Komnas HAM, Serikat Pengajar HAM (SEPAHAM) Indonesia, Asia Justice and Right (AJAR), Migrant Care, serta Komnas Perempuan. Pemakalah yang berpartisipasi dalam konferensi internasional ini berasal dari berbagai Negara selain Indonesia seperti Amerika Serikat, Prancis, Belanda, Australia, Pakistan, Thailand, Filipina, dan lain sebagainya. (adm)