Sarasehan Penggerak Komunitas “Nyengkuyung Guyub Yogya: Keagamaan, Kebangsaan, Kebersamaan”

Yogyakarta – Puluhan tokoh penggerak komunitas lintas agama di Daerah Istimewa Yogyakarta berkumpul dalam Sarasehan Penggerak Komunitas bertajuk “Nyengkuyung Guyub Yogya: Keagamaan, Kebangsaan, Kebersamaan”, yang digelar di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Rabu (22/5/2024).

Peserta sarasehan merupakan perwakilan tokoh-tokoh penggerak yang dipilih oleh fasilitator dengan kriteria sebagai pemimpin rumah ibadah, memiliki jemaat, atau memimpin organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan di tingkat kecamatan. Masing-masing rumah ibadah diwakili oleh dua orang pemimpin komunitas. Adapun daftar rumah ibadah dan organisasi yang hadir antara lain:

  1. Masjid Perak

  2. Gereja Katolik Santo Paulus Pringgolayan

  3. Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Kotagede

  4. Masjid Syuhada

  5. Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

  6. HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Kotabaru

  7. Kelenteng Gondomanan

  8. Masjid Jogokaryan

  9. Gereja Katolik Pugeran

  10. Pura Jagatnatha/Sorowajan

  11. Masjid As-Salam

  12. Gereja Kristen Maguwo

Acara dibuka secara resmi oleh Siti Ruhaini Dzuhayatin, Direktur Kalijaga Institute for Justice (KIJ) UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya, Siti Ruhaini menegaskan pentingnya menghidupkan semangat guyub di Yogyakarta yang memiliki keberagaman tinggi.

“Keberagaman adalah kekuatan, bukan hambatan. Sarasehan ini menjadi ruang strategis bagi para pemimpin komunitas lintas agama untuk saling memahami, menguatkan, dan bersama-sama membangun Yogya yang damai dan harmonis,” ujarnya.

Rangkaian acara mencakup diskusi panel, sesi berbagi pengalaman lintas agama, dan penandatanganan komitmen bersama untuk melanjutkan kolaborasi antar rumah ibadah. Topik yang mengemuka antara lain penguatan literasi kebangsaan, pemeliharaan kerukunan umat beragama, serta pemanfaatan media sosial untuk menebar pesan toleransi.

Para peserta sepakat bahwa Nyengkuyung Guyub Yogya bukan sekadar slogan, tetapi gerakan bersama yang diwujudkan melalui aksi nyata di lingkungan masing-masing, demi menjaga Yogyakarta tetap rukun, damai, dan penuh kebersamaan.